Universitas jabal
ghafur yang kini dibawah kepemimpinan Sulaiman Usman,M.pd berjalan berdampingan
antara kemajuan dan kemunduran. Hal tersebut terlihat saat ini ketika ada
program baru yang membuat jabal ghafur semakin hebat dan juga dengan hal konyol
yang membuat jabal ghafur semakin di tertawai oleh orang lain.
Dalihnya, selama ini
ada program universitas yang menarik simpati siswa – siswi dikabupaten Pidie
dengan adanya kegiatan sosialisasi penerimaan mahasiswa baru ke SMA sederajat. Kemudian
juga ada beberapa jurusan yang sudah menyandang akreditasi B, itu salah satu faktor
yang membuat jabal ghafur kearah kemajuan. Di sisi lain jabal ghafur juga
seperti tak sadar diri, kemungkinan besar dampak dari kurangnya manajemen
mengelola program, seperti yang sedang dirasakan oleh mahasiswa yang sedang
mengikuti kuliah kerja nyata saat ini.
KKN dilaksanakan sepenuhnya
di universitas jabal ghafur, di awal masuk kuliah para mahasiswa baru dibekali
dengan tridarma perguruan tinggi, yaitu : Pendidikan, pengabdian, dan
penelitian. Namun kini yang terjadi disebaliknya, insan akademisi di nodai
dengan program – program konyol. Mahasiswa melakukan pengabdian dengan cara
gotong royong dikampus, logikanya, para mahasiswa berkuliah dengan cara
membayar uang SPP, dana pembangunan, dan lain – lain. Didalam perkuliahan di
ajarkan pendidikan, di bina untuk bisa mengabdi kepada masyarakat, dan meneliti.
Tapi sekarang dihilangkan “mengabdi kepada masyarakat” apakah itu masih
dikatakan tridarma atau twodarma?
Jabal ghafur butuh
orang – orang yang bisa mengendali atau mengerti manajemen dan bisa membuat
program baru kea rah yang lebih maju, bukan seperti saat ini yang melahirkan
program “GALAU” yang menguras dana dari mahasiswa untuk gaji mereka. Mahasiswa
ditindas di buat seperti siswa, pertama diajarkan pengabdian, ketika mahasiswa
mempertanyakan bagaimana sesungguhnya pengabdian itu? mahasiswa dipojokkan,
kemudian dijawab dengan jawaban konyol. Itulah jabal ghafur sekarang.
Terkadang kata – kata pepatah
“ taruhlah sesuatu pada tempatnya”
itu sangat tepat. Misalnya, sistem mendidik anak SMA jangan di terapkan di
Universitas, sama sekali tidak cocok. Begitu juga dengan orangnya, wahai bapak
rektor, mungkin ada kesilapan ketika bapak memilih orang didekat anda dalam
mengelola program KKN di jabal ghafur. Mereka – mereka itu cocoknya di sekolah,
bukan di universitas, tak ada guna gelarnya hebat – hebat jika konsep
menjalakan program akademik lebih pintar dari yang lulusan sarjana.
Bapak rektor yang
terhormat, mulai sekarang bukalah mata hati bapak, lihatlah dengan jeli apa
yang sudah dilakukan oleh bawahan bapak terhadap mahasiswa universitas jabal
ghafur. Ketegasan tidak berdampingan dengan kebijakan, egois di kedepankan. Wahai
bapak rektor, sebelum banyak mahasiswa menanamkan kebencian di era kepemimpinan
bapak akibat ulah bawahan bapak, mohon segera mengkorcek kembali, apakah system
yang diterapkan bawahan bapak itu cocok atau tidak?
Bapak rektor yang kami
muliakan.
Kami mewakili teman –
teman sangat kecewa dengan bawahan bapak yang egois. Sedikit kami tulis disini
curahan hati teman – teman, semoga tidak terjadi lagi kedepan pada teman –
teman mahasiswa lainnya.
Bapak rektor yang kami
banggakan, kami salud dengan anda yang penuh dengan kebijakan dalam membantu
mahasiswa. Tapi sungguh sayang dengan bawahan anda yang tidak mengikuti jejak anda.
Sekilas cerita kami
yang kemarin melakukan pengabdian di Rumoh
Leguna, kami terdiri dari dua kelompok dengan jumlah anggota 21 orang. Seiring
berjalan waktu, pengabdian yang kami lakukan sudah maksimal sesuai kemampuan
kami, dan banyak pengakuan dari pihak lain kami benar – benar pekerja keras
dalam pengabdian di semester ganjil kemarin. Suvervisor kami selalu membina
kami, baik dengan cara mendatangi kelapangan maupun lewat komunikasi. Kami bangga
dengan suvervisor kami yang ramah dan enak di ajak diskusi soal pengabdian yang
kami lakukan saat itu.
Dalihnya, pengorbanan
kami sia – sia ketika akhirnya beberapa teman – teman kami menangis menanggung
beban akibat ulah bawahan bapak yang mencatutkan nilai KKN dengan huruf C.
suvervisor kami memberikan kami semua dengan nilai memuaskan yaitu A.
mengingat, menimbang apa yang sudah kami lakukan itu sudah mencapai target yang
direnacanakan.
Kehendak berkata lain,
suvervisor kami tidak ada arti jika seperti itu dilakukan oleh panitia, apa
yang diberikan olehnya kepada kami tidak dihargai oleh panitia. Bapak rektor
bisa membuka mata dan melihat apa yang sudah kami kerjakan untuk kampus
tercinta, kami meluangkan waktu, mengelurkan material, tenaga kami, pikiran dan
lain sebagainya demi kampus.
Kami kecewa dengan
panitia, dan kami menganggap panitia mekukan suatu pelecehan terhadap kelompok
kami. Kelompok kami di umumkan pada acara peringatan maulid dikampus bahwa
kelompok terbaik dan diberikan sertifikan kepada semua anggota kelompok kami. Di
sertifikat itu juga tercantum tanda tangan bapak rektor, disisi lain ada
keanehan saat pengumuman itu, kelompok terbaik kelompok kami, tapi kenapa
suvervisor terbaik di pilih dari kelompok lain. Disitu kami menilai panitia
tidak professional dalam memberi penilaian, kelompok kami seakan - akan tanpa
suvervisor. Suatu pelecehan peran suvervisor kami tidak dihargai, kami sangat
kecewa.
Giatnya kami melakukan pengabdian
juga berkat bimbingan dan dorongan dari suvervisor, tanpa suvervisor kami tidak
bisa meraih seperti itu. Tapi sayangnya panitia memandang sebelah mata. Dan sungguh
disayangkan ketika nilai C di catutkan kepada teman – teman kelompok kami,
untuk apa suatu penghargaan jika nilai C? mending seperti kelompok lain saja
yang minimal B.
Bapak rektor yang
terhormat, bapak harus menyikapi persoalan ini demi kemajuan kampus kedepan,
kampus maju tanpa intervensi kepada mahasiswa, berikan kebebasan kepada
mahasiswa, berikan dukungan dan dorongan agar mahasiswa bisa berpikir leluasa.
Alasan yang dikeluarkan
panitia karna anggota kami tidak menghadiri dan gotong royong pada saat
memperingati maulid. Alasan yang tidak logis dan konyol, nilai dari A menjadi
C. mata panitia sudah tertutup, dan tidak bisa melihat lagi apa yang sudah kami
lakukan 4O hari. Maka dengan itu, wahai bapak rektor sekali lagi kami katakan bahwa
kami kecewa dengan panitia.
“TIDAK ADA ARTI KKN 4O
HARI, JIKA DINILAI CUMA 3 HARI
TIDAK ADA ARTI
SUVERVISOR KAMI, JIKA PANITIA YANG KUASAI”
Wahai teman – teman mahasiswa
yang sedang mengikuti KKN di semester genab ini, semoga apa yang sudah kami
rasakan jangan terulang lagi sama kalian, semoga pula ini jadi pelajaran bagi
kita bersama, jangan termakan dengan manisnya kata panitia. Semua itu tidak
sesuai dengan perbuatannya.
Kami berharap kepada
kalian untuk melawan pembodohan, cukup kami yang tertindas, sungguh sakit kita
diperlakukan seperti itu.
Wassalam kelompok 19 –
2O
0 komentar :