Foto Istimewa: Muazir (Ajier) |
Sore itu, Kamis (6/2/2014) sekira pukul 16:00 wib, matahari yang terbit dari sebelah timur mulai terbenam ke barat. Laki – laki itu bersama tiga kawannya duduk diatas bale yang berukuran 1x2 meter. Bale yang sederhana itu terbuat dari papan yang beratap daun rumbia. Di belakangnya terdapat beberapa batang pohon sawit, di depannya juga terlihat beberapa sepeda motor yang terpakir semberawut.
Bale yang terletak di sebuah kantin di komplek kampus Universitas Jabal Ghafur (Unigha), Gle Gapui, kecamatan Indrajaya, Pidie itu, mulai di duduki oleh laki – laki itu serta tiga orang kawannya. Di mana diatas bale terdapat sebuah meja kecil tempat menaruh makanan dan minuman.
Di tangan laki – laki itu ada semacam alat musik yang di kasih oleh kawannya. “Gring, greng, dring” suara gitar. Kawan – kawannya sedang menunggu nyanyian darinya. Dia sibuk dengan menyetelnya, tak lama kemudian, laki – laki yang suara merdu itu mulai bernyanyi.
“Indah malam sayang, na beuleun ngen bintang,(indah malam sayang, ada bulan dan bintang)”, nada pertama yang di nyanyikannya serta di padukan dengan suara gitar.
Kami duduk tak jauh dari tempat mereka, “suaranya persis seperti suara Ajier”, Kata aku pada temanku. Lelaki itu mulai melirik kami sambil bernyanyi, senyumannya mengutarakan terhadap kami. Aku mulai curiga dengan laki – laki itu.
Pemilik kantin dan karyawannya juga mendekatinya,setelah mendengar suaranya. Rasa penasaran semakin memuncak yang aku rasakan, kawanku juga mulai curiga dengannya. Kawan – kawannya mengangguk – angguk kepalanya.
“Ube yang ka maen gitar di sinoe, nyoe baroe beutoi - beutoi yangmaen, (Selama yang sudah main gitar disini, ini baru benar – benar yang mainnya” puji bang pon ,terhadapnya.
Laki - laki yang berperawakan sedang, berkulit hitam manis itu ternyata benar – benar Ajier. Penampilannya yang sederhana itu membuat kami tak percaya kalau itu Ajier yang kami lihat lewat layar televisi.
Aku mulai mendekatinya, senyumannya membuat aku semakin penasaran dengan gayanya seperti orang biasa. Kawan – kawannya sudah berulang – ulang mengatakan kalau itu Ajier asli. Aku masih tetap penasaran. Kemudian aku di persilakan duduk di dekatnya. Tangannya tak pernah henti memetik tali gitar, mulutnya juga tak pernah diam bernyanyi. Selesai satu lagu ia lanjutkan dengan lagu selanjutnya.
Sekira lima tembang lebih yang di nyanyikan Ajier, kemudian dua kawannya pamitan duluan. Aku tinggal bersamanya dan satu orang kawannya lagi. Jarum jam menuju pukul 17:00 wib, kawannya itu juga meninggalkan tempat itu.
Aku tinggal berdua dengan laki – laki kelahiran 1985 gampong Blang Mangki, kecamatan Simpang tiga (Simpati) itu. Muazir nama asli Ajier. Disitu aku mulai membuka obrolan menanyakan seputar tentang ke susksesannya menjadi vokalis lagu Aceh “Indah malam”.
Ajier menceritakan semua perjalanan suksesnya menjadi artis Aceh saat aku menyapanya. Meskipun awalnya pahit yang dirasakan Ajier, namun kini mendapat hasil yang membuah manis. Lewat tembang “Indah Malam” yang di nyanyikannya, membuat nama alumni sekolah Dasar (SD) gampong Blang Iboh itu terkenal.
Tembang “Indah Malam” menurut Ajier, memaknai seseorang yang sedang merindukan seseorang yang jauh di mata, lewat malam itu menyampaikan kerinduannya.
“lagu indah malam itu untuk semua orang yang sedang merasakan kerinduan terhadap seseorang yang jauh dengannya, lewat malam menyampaikannya,” kata alumni SMP 2 Simpati itu.
Mulai dari taman kanak – kanak (TK), Ajier sudah menyukai musik. Sosok Ajier kini tak asing lagi di mata masyarakat Pidie khususnya, umumnya Aceh. Meskipun sebagian orang mengenal Ajier lewat vokalis lagu Aceh. Akan tetapi, sebagian orang mengenalnya sebagai pengelola sekaligus operator sebuah warnet yang ada di jalan lingkar kota Sigli.
“ya, sebagian orag menganal saya lewat vokalis, ada juga yang mengenal saya sebagai pengelola atau penjaga warnet freedom di jalan lingkar,” ujarnya Alumni SMA 1 Simpati itu sambil senyum – senyum.
Ajier mulai berkarya bermain musik saat dirinya duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Sebelum muncul album pertamanya “indah malam”, dulunya ajir pernah bernyanyi di mana ada acara lokal yang ada di kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, yang menggunakan keyboard bersama bang Leman Pante teungoh.
“Dari dulu saya sudah bernyanyi, di saat ada acara lokal di Pidie dan Pidie Jaya, bang Leman Pante teungoh yang main keyboadr, saya yang nyanyi,” katanya lagi.
Ajier merupakan Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur (Unigha), fakultas keguruan ilmu pendidikan (FKIP), jurusan pendidikan jasmani dan kesehatan rekreasi (Penjaskesres), baru saja menyelesaikan sidang konferenship pada 5 Februari 2014 di Kampus B Unigha Meureudu dengan judul skripsi “ Aktivitas olah raga di SMA N 1 Simpang Tiga” itu, membuat para dosennya kaget saat mengetahui bahwa dirinya adalah Ajier yang di layar kaca.
“ tidak banyak Mahasiswa unigha yang ketahui saya kuliah disini, karna banyak Mahasiswa mengenal saya orang Simpang Tiga, dosen juga kaget saat mengetahui bahwa saya Ajier yang di Tv, bahkan bapak dekan saja baru kemaren saat saya mengikuti sidang barutau, itu pun di kasih tau oleh dosen yang sudah kenal saya,” kata Mahasiswa FKIP Olah raga itu.
Semenjak Ajier menjadi vokalis, sudah dua buah album yang sudah di luncurkan, album keduanya berjudul “Taman hate”. Sejumlah dua belas lagu yang diciptakannya, hanya satu lagu yang dinyanyikan oleh kawannya, Faisal. Album “indah malam dan Taman hate” di produser oleh Amran Abas.
Saat ini Ajier sedang meluangkan waktu untuk menyelesaikan kuliahnya yang sebentar lagi akan menjadi alumni Unigha, setelah semuanya selesai, Ajier kembali menyiapkan album ketiganya yang berjudul “ indah Malam 2”.
“untuk saat ini saya pikir kuliah dulu, nanti baru pikir untuk album ke tiga yang berjudul “indah malam 2, ini lagi dalam proses juga, namun belum ada perencanaan kapan akan diluncurkan,” katanya lagi.
Prestasi yang pernah di raih Ajier diantaranya :
juara harapan I pada festival lagu daerah antar SMA,
juara I pada festival lagu bebas antar SMA, yang di adakan di alun – alun kota Sigli pada 2005 – 2006.
0 komentar :